Jumat, 15 Juni 2012

Pasar Kerja di Era Global

PASAR KERJA DI ERA GLOBAL


1.   Pergeseran Lapangan Kerja di Era Global
Tantangan dan peluang pasar kerja pada era global akan terjadi perubahan yang sangat signifikan/drastis, hal ini terjadi karena seiring dengan terwujudnya agenda-agenda dunia tentang perdagangan bebas.
Agenda tersebut adalah kesepakatan adanya perdagangan bebas sebagai berikut:
(1)    Perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) tahun 2003
(2)    Perdagangan bebas Asia Pasifik (APEC) tahun 2010
(3)    Perdagangan bebas dunia (WTO) tahun 2020
Berlakunya perdagangan bebas seperti tersebut di atas tentu akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam ketenagakerjaan. Persaingan akan semakin ketat. Kelangsungan hidup seseorang akan sangat ditentukan oleh keunggulan dalam kecakapan dan kemampuan bersaing.
Menghadapai hal tersebut, pemerintah telah berupaya melakukan antisipasi dengan merumuskan Ketetapan MPR No.VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan, dalam Bab IV nomor 76 sub Maju ditegaskan :
poin b : ”meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu bekerjasama dan bersaing dalam era global”.
 poin c  : ”meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan tenaga yang kompeten sesuai dengan standar nasional dan internasional”.

77
 
Oleh sebab itu, untuk bisa bersaing dalam pasar kerja mendatang, calon tenaga kerja harus mempersiapkan diri dengan belajar terus dan meningkatkan ketrampilan serta kemampuan dalam berbagai bidang. Dunia usaha dan dunia industri hanya akan mempekerjakan orang-orang yang profesional dalam bidangnya. Pola kerja ”padat karya”akan bergeser pada pola kerja ”padat modal” sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan yang memiliki keahlian-keahlian tertentu. Artinya, secara kuantitatif peluang penambahan tenaga kerja relatif sedikit, pergeseran akan lebih banyak terjadi pada peningkatan kualitas atau mutu tenaga kerja.

2    Dampak Globalisasi bagi Pekerja Indonesia
Ada dua kemungkinan yang akan kita dapatkan dari dampak perdagangan bebas (era global). Pertama, perdagangan bebas akan menjadi berkah (blessing) jika kita mampu menangkap dan memanfaatkan peluang yang ada, mampu memenangkan kompetisi dengan tenaga kerja asing. Kedua, perdagangan bebas akan menjadi petaka (blight) jika kita selalu kalah dalam bersaing, bahkan kekhawatiran banyak ahli bahwa kita akan menjadi kuli di negeri sendiri akan benar-benar terjadi.

3.   Keunggulan Kompetitif dalam Persaingan di Era Global
Dalam setiap kompetisi, akhirnya ada yang menang dan ada yang kalah. Pemenang akan berpengaruh  kuat terhadap yang kalah. Jika hal ini dikaitkan dengan ekonomi, maka yang menang akan memonopoli  terhadap yang kalah. Pemenang dalam ekonomi selalu dipegang oleh orang-orang yang memiliki kelebihan.
Kelebihan-kelebihan berusaha antara lain: Permodalan; SDM yang handal; Penguasaan Iptek; Kepemilikan akses yang luas; Kedisiplinan, kerja keras, ulet, kreatif, jujur, percaya diri, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, agar kita tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja asing maka kita harus memiliki kelebihan-kelebihan, misalnya:
(1)   Penguasaan bahasa.
Dalam era global penguasaan bahasa Indonesia dan bahasa asing memungkinkan seseorang bekerja di mana saja. Penguasaan bahasa yang baik mempermudah komunikasi dan meminimalkan kesalahan dalam bekerja.
(2)   Ketrampilan.
Ketrampilan mutlak dimiliki seorang pekerja. Ketrampilan bisa dilatih dengan pelatihan kerja/pemagangan. Pelatihan bisa dilakukan di BLK, tempat kursus atau di perusahaan-perusahaan.
(3)   Penguasaan Iptek.
Penguasaan iptek yang tinggi memungkinkan tenaga kerja untuk bekerja menggunakan peralatan modern. Penggunaan teknologi modern cenderung efisien dan tingkat kesalahan relatif kecil.
(4)   Etos Kerja.
Tenaga kerja yang disiplin, kerja keras, ulet, kreatif, jujur akan mampu bersaing. Citra pekerja suatu negara akan berpengaruh terhadap perekrutan tenaga kerja berikutnya. Pekerja yang malas dan tidak disiplin tentu tidak akan mendapat tempat di bursa tenaga kerja internasional.

1 komentar: