PRANATA SOSIAL DALAM MASYARAKAT
1. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
Pranata dalam bhs Inggrisnya adalah institution. Dalam ilmu
sosiologi, istilah yang sama dengan pengertian pranata sosial adalah lembaga
sosial, institusi sosial, lembaga kemasyarakatan, dan bangunan sosial (socialle
gebilde).
Ada
beberapa pengertian pranata sosial menurut beberapa para ahli seperti tersebut
di bawah ini:
a. Robert Mac Iver dan Charles H. Page
berpendapat, pranata sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam satu
kelompok masyarakat.
b. Bruce J. Cohen berpendapat, pranata sosial
merupakan sistem pola sosial yang tersusun rapi, secara relatif bersifat
permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu untuk
pemuasan dan pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
c. Leopold Von Wiese dan Howard Becker
berpendapat, pranata sosial adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan
antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan
minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
d. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
berpendapat, pranata sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan atau
kegiatan yang dipandang penting oleh masyarakat atau sekumpulan kekhususan dan
tata kelakuan yang berkisar ada kegiatan pokok manusia.
e.
Koentjaraningrat
berpendapat, pranata sosial merupakan suatu sistem norma khusus yang menata
serangkaian tindakan yang berpola untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam
kehidupan manusia.
|
Pranata sosial pada intinya merupakan sekumpulan norma dan tingkah laku yang
tersusun secara sistematis, dibentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan
hidup manusia yang bersifat khusus.
Pranata
sosial sangat berperan dalam masyarakat, karena alasan-alasan berikut ini:
a.
Merupakan seperangkat norma yang saling
berkaitan, bergantung dan mempengaruhi.
b.
Mengatur semua aktivitas
anggota/masyarakat, sehingga norma tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan
hidup.
c.
Mengatur semua interaksi antaranggota
masyarakat agar berjalan dan tercipta keteraturan dan ketertiban bermasyarakat
d.
Sebagai pegangan masyarakat dalam
melakukan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku para anggota masyarakat.
2. PROSES PERTUMBUHAN PRANATA SOSIAL
Pranata sosial pada
awalnya berupa nilai-nilai, kemudian mengalami internalisasi (pembudayaan),
yaitu proses penghayatan kebiasaan dalam kehidupan bersama sehingga menjadi
milik dari setiap warga masyarakat. Hal ini terjadi melalui proses panjang dan
memakan waktu lama. Nilai-nilai yang telah terinternalisasi tersebut kemudian
membentuk menjadi norma. Norma-norma tersebut selanjutnya melalui proses
institusionalisasi (pelembagaan), yaitu proses pembiasaan dalam masyarakat sehingga
pada akhirnya terbentuklah pranata.
Proses pertumbuhan pranata sosial dapat dibagi dalam dua cara:
a.
Tidak Terencana, artinya pranata tersebut
lahir secara berangsur-angsur/bertahap dalam kehidupan masyarakat. Contohnya, dalam
kegiatan ekonomi semula manusia mengenal sistem barter/tukar barang tapi
setelah hal tersebut dianggap tidak efisien maka dipergunakanlah mata uang untuk
mendapatkan barang yang diinginkan.
b.
Terencana, artinya pranata tersebut
lahir sudah direncanakan terlebih dahulu oleh sekelompok orang yang memiliki
kekuasaan dalam masyarakat. Contohnya, untuk meningkatkan kesejahteraan pada
masyarakat yang berpendudduk padat maka pemerintah membuat pranata
transmigrasi.
3. CIRI-CIRI UMUM PRANATA SOSIAL
Ciri-ciri umum pranata sosial meliputi :
a.
Memiliki ciri khas berupa lambang atau
simbol.
b.
Memiliki alat kelengkapan.
c.
Memiliki tradisi dan tata tertib.
d.
Memiliki satu tingkat kekekalan/daya
tahan tertentu.
e.
Memiliki satu / beberapa tujuan
tertentu.
f.
Usianya lebih lama/panjang.
4. FUNGSI PRANATA SOSIAL
Para ahli sosiologi
membagi pranata yang ada di masyarakat berdasarkan fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat seperti tersebut di bawah ini.
a.
Domestic institusional atau kinship,
yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kekerabatan dan sosial.
b.
Economic institusional, yaitu pranata
yang berfungsi untuk memenuhi keperluan mata pencaharian hidup.
c.
Educational institution, yaitu pranata yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
d.
Scientific institution, yaitu pranata yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ilmiah.
e.
Religious institution, yaitu pranata
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia hubungannya dengan Tuhan
f.
Political institution, yaitu pranata
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berpolitik.
g.
Aestahunetic and recreational
institution, yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
rasa keindahan dan rekreasi.
h.
Somatic institution, yaitu pranata yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia.
5. PERBEDAAN PRANATA DAN LEMBAGA SOSIAL
Pranata
atau institusi adalah sistem norma yang berupa aturan-aturan khusus mengatur
aktivitas manusia, yang dibentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup
manusia di masyarakat. Jadi pranata itu menunjukkan pada sistem norma.
Sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan
aktivitas manusia. Jadi lembaga merupakan wujud/bentuk nyata dari sistem
norma/pranata. Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara pranata dan
lembaga dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Perbedaan
Pranata dan Lembaga Sosial
Pranata, institusi ( kumpulan norma-norma)
|
Lembaga, badan, organisasi, institut yang melaksanakan
|
* Agama
|
- Masjid, Gereja, Pura,
Wihara, Depag
|
*
Pendidikan
|
- UNDIP,
UGM, SMA, SMK, SMP, SD
|
* Olah
raga sepakbola
|
- PSIS,
PERSIJAP, PSSI
|
* Politik
|
- Partai,
Parlemen
|
*
Perdagangan
|
- PT, CV,
Koperasi
|
*
Jurnalistik
|
-
PT.Kompas, PT.Suara Merdeka
|
6. JENIS-JENIS
PRANATA SOSIAL
a. Pranata Keluarga
1). Pengertian Keluarga
Keluarga
merupakan unit sosial yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Setiap anggota keluarga punya peran dan fungsi yang jelas, contohnya: ayah
adalah kepala keluarga sekaligus yang bertanggungjawab menghidupi keluarga; ibu
adalah pengatur, pengurus, dan pendidik anak; sedangkan anak harus berbakti
kepada orang tua.
Ada 2 macam bentuk keluarga yang umum dipelajari, yaitu :
a)
Keluarga Inti (nuclear family) atau keluarga batih, yaitu keluarga yang anggotanya
terdiri ayah, ibu, dan anak-anak kandung/tiri yang belum menikah.
b)
Keluarga Luas (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota kerabat
lain, seperti ayah, ibu anak yang belum dewasa, paman, nenek, kakek, keponakan,
dan anak yang sudah kawin.
2). Sistem Perkawinan
Proses
terbentuknya suatu keluarga melalui suatu perkawinan yang sah menurut agama,
adat atau pemerintah.
a). Dilihat dari jumlah suami atau istri, sistem
perkawinan dibedakan mejadi :
(1). Monogami, yaitu perkawinan antara
satu orang pria dengan satu orang wanita.
(2). Poligami, yaitu perkawinan antara
satu orang pria dengan lebih dari satu wanita.
b). Dilihat dari asal suami atau istri, sistem
perkawinan dibedakan mejadi :
(1). Eksogami, yaitu perkawinan pria dan
wanita dari ras, suku bangsa, yang berbeda.
(2). Endogami, yaitu perkawinan pria dan
wanita dari ras, suku bangsa, klan/marga yang sama
(3).Homogami,
yaitu perkawinan pria dan wanita dari satu lapisan sosial yang sama.Contohnya
perkawinan antar sesama anak bangsawan.
(4).Heterogami,
yaitu perkawinan pria dan wanita dari satu lapisan sosial yang berbeda.
Contohnya perkawinan antara anak bangsawan dengan rakyat biasa.
c). Dilihat dari kedudukan pemberi dan penerima
gadis, sistem perkawinan di bedakan :
(1).Connubium
Asymetris adalah hubungan perkawinan yang tiap klan/marganya hanya mempunyai
satu kedudukan sebagai pemberi/penerima gadis terhadap satu klan lainya.
(2).Connubium
Symetris adalah hubungan perkawinan antara dua klan/marga, terjadi tukar
menukar jodoh bagi para pemudanya.
d). Dilihat dari pola menetap sesudah perkawinan,
dibedakan atas:
(1).Patrilokal/Virilokal,
yaitu pasangan pengantin bertempat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat
suami.
(2).Matrilokal/Uxorilokal,
yaitu pasangan pengantin bertempat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat
istri.
(3).Bilokal, yaitu
pasangan pengantin menetap secara bergantian di tempat kerabat suami dan
kerabat istri.
(4).Neolokal, yaitu
pasangan pengantin bertempat tinggal di kediaman baru.
(5).Avunkeelokal,
yaitu pasangan pengantin bertempat tinggal di rumah saudara laki-laki ibu/paman
pihak suami.
(6).Natalokal, yaitu
pasangan pengantin tidak tinggal bersama, tetapi masing-masing menetap di
daerah kelahirannya.
(7).Utralokal, yaitu
pasangan pengantin bebas menentukan tempat tinggal setelah menikah.
(8).Kanon lokal,
yaitu kebiasaan bertempat tinggal dalam bentuk kelompok, termasuk dengan orang
tua kedua pihak.
3). Sistem Kekerabatan
Kekerabatan
adalah suatu unit sosial yang tiap individunya memiliki hubungan keturunan atau
hubungan darah, terbentuk berdasarkan perkawinan. Kekerabatan terjadi dari
keluarga yang lama kelamaan tidak tertampung dalam satu rumah. Perluasaan
keluarga inilah yang menimbulkan sistem kekerabatan. Macam-macam sistem
kekerabatan adalah:
a). Bilateral/Parental,
kekerabtan ini menghitung hubungan keluarga melalui garis keturunan dari ayah
dan ibu. Contohnya di suku Jawa, Sunda, Bugis, Makasar.
b). Unilateral, kekerabatan yang menarik garis
keturunan hanya dari satu pihak , yakni dari garis bapak saja atau ibu saja,
dan jika garis keturunan dari ayah saja disebut patrilineal , contohnya di suku
Ambon, Batak, Bali, Asmat. Kalau dari ibu saja disebut matrilineal.
c). Antilineal,
sistem kekerabatan ini hanya menarik garis keturunan dari pihak ayah, namun
sebagian lagi dari pihak ibu, contohnya suku Dayak.
4). Fungsi Pranata Keluarga
Fungsi pranata
keluarga antara lain:
a)
Melanjuntukan reproduksi/.keturunan.
b)
Mempertahankan ekonomi bagi seluruh
warga.
c)
Fungsi afeksi atau kasih saying.
d)
Fungsi pengawasan tahund keluarga.
e)
Fungsi proteksi atau perlindungan.
f)
Wadah pendidikan informal umum/agama.
g)
Meletakkan dasar-dasar sosialisasi.
h)
Tempat terselenggaranya
transmisi kebudayaan.
b. Pranata Pendidikan
Pranata pendidikan
merupakan salah satu pranata penting dalam masyarakat, karena merupakan salah
satu wadah nilai-nilai ideal di masyarakat. Secara historis,
pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, pusat pendidikan dibagi 3 macam (Tri Pusat Pendidikan) yang
meliputi :
1). Lingkungan
Pendidikan Keluarga (Pendidikan Informal)
Ketika
kehidupan manusia masih sederhana orang tua mendidik anaknya atau anak belajar
pada orang tuanya/orang lebih tua di lingkungannya, bahkan tidak jarang anak
belajar dari alam sekitarnya. Lingkungan pendidikan keluarga adalah bentuk yang
sebenarnya dari konsep pendidikan selama hidup (life long education).
2). Lingkungan Pendidikan Sekolah (Pendidikan
Formal)
Sesuai
perkembangan jaman untuk melengkapi pendidikan informal maka dibentuklah
pranata pendidikan formal, seperti sekolah umum, meliputi : play group, TK s/d
Perguruan Tinggi maupun sekolah yang khusus, seperti sekolah agama dan sekolah
luar biasa.
3). Lingkungan Pendidikan Masyarakat (Pendidikan
Non Formal)
Pendidikan
masyarakat berupa pelayanan pendidikan ketrampilan praktis, seperti kursus:
ketrampilan, menjahit, bengkel, bahasa, komputer, dsb.
Pranata
Pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1)
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk
mencari nafkah.
2)
Mengembangkan bakat perorangan demi
kepuasan pribadi.
3)
Melestarikan kebudayaan serta berbagai
transmisi kebudayaan masyarakat.
4)
Mengurangi pengendalian orang tua
melalui sekolah.
5)
Memperpanjang masa remaja, karena
kedewasaan anak terhambat sebab secara ekonomi masih menggantungkan orang tua
6)
Mobilitas sistem kelas sosial, melalui
sekolah dapat menjadi saluran mobilitas sosial bagi siswa ke status yang lebih
tinggi.
c. Pranata Agama
Agama
(religion) adalah suatu prinsip kepercayaan kepada Tuhan, baik yang berdasarkan
wahyu maupun kepercayaan yang diciptakan manusia. Agama/kepercayaan dibutuhkan
manusia sebagai pedoman hidup baik di dunia maupun akhirat. Agama merupakan
sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan
Tuhan YME, sesama manusia, dan lingkungannya. Manusia yang beragama harus
konsekuen terhadap aturan agamanya, sehingga harus senantiasa menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pranata Agama merupakan hal penting dalam
kehidupan manusia. Pranata agama merupakan pranata yang paling tua, sebab telah
ada sejak masa kehidupan prasejarah. Sejak dahulu kala manusia telah mempunyai
kepercayaan animisme, dinamisme, totenisme, hinduisme, sintoisme dan lainnya.
Walaupun suku-suku bangsa di Indonesia sekarang telah memeluk agama tetapi
konsep animisme dan dinamisme kadang masih sering dijalankan.
Beberapa fungsi pranata agama adalah sebagai berikut :
1)
Agama memberikan pedoman bagi manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, antarmanusia, dan dengan lingkungannya.
2)
Melalui agama manusia terbimbing untuk
mengahayati makna kehidupan.
3)
Agama dapat membantu manusia memecahkan persoalan
yang tidak terjawab, melenyapkan kecemasan, dan mempertebal keyakinan.
4)
Agama menuntun terbentuknya moral
masyarakat, mendukung keutuhan sistem sosial, dan mempersatukan masyarakat baik
secara lahiriah maupun yang bersifat simbolik.
d. Pranata Ekonomi
Pranata
ekonomi merupakan pranata sosial yang menangani masalah kesejahteraan dan
material, yaitu mengatur kegiatan atau cara-cara produksi, distribusi, serta
konsumsi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
Pranata
ekonomi masyarakat tradisional berlandaskan prinsip gotong royong dan bertumpu
pada sektor pertanian. Pengaruh prinsip gotong royong mengakibatkan tidak
adanya sistem pembagian kerja (deferensiasi ekonomi berdasarkan keahlian),
kemampuan fisik, dsb. Di luar pertanian, kebutuhan manusia ditempuh dengan cara
tukar menukar (barter) maupun melalui jual beli di pasar. Pranata ekonomi masyarakat
modern bertumpu pada sektor industri, sehingga mengenal adanya sistem pembagian
kerja sesuai tingkat keahlian seseorang, karena itu ada manajer, karyawan, dan
buruh. Sistem ekonomi masyarakat modern di bedakan dalam 3 fungsi, yaitu,
produksi, distribusi dan konsumsi.
Unsur-unsur pranata ekonomi dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1). Pola
penilaian : Efisiensi, mencari
kepentingan, professional.
2). Budaya
simbolis : Hak paten, merk dagang,
slogan.
3). Budaya
manfaat : Toko, pasar, pabrik.
4). Kode
spesialisasi : Lisensi, kontrak, akte
perusahaan.
5). Ideologi : Liberalisme, hak buruh,
manajerial.
e. Pranata Politik
Kehidupan
politik suatu masyarakat merupakan suatu bentuk organisasi sosial yang di dalamnya terdapat aturan mengenai
pembagian kekuasaan dan wewenang. Pranata politik ditandai dengan tumbuhnya
kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
Menurut J.W.
Schoorl, pranata politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata
tertib, untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk memilih pemimpin
yang berwibawa. Menurut Kronblum, pranata politik merupakan perangkat norma
dari status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Fungsi Pranata
Politik meliputi sebagai berikut :
1)
Memelihara ketertiban di dalam masyarakat dengan wewenang yang
dimiliki, baik secara persuasif atau paksaan fisik.
2)
Memelihara dan menjaga keamanan di luar, artinya pranata politik
berusaha menjaga negara dari ancaman negara lain melalui diplomasi maupun
perang.
3)
Mengusahakan kesejahteraan umum, artinya pranata politik
merencanakan dan melaksanakan pelayanan sosial/umum, seperti pendidikan,
kesehatan sandang, dsb.
4)
Mengatur proses politik, artinya pranata politik mengatur
proses persaingan dalam memperoleh kekuasaan, seperti melembagakan nilai dan
norma melalui UU, melaksanakan UU, dsb.
Unsur-Unsur Pranata
Politik meliputi hal-hal berikut ini.
1)
Pola Perilaku : Loyalitas, kerjasama, konsensus.
2)
Budaya simbol : Bendera, lagu kebangsaan.
3)
Budaya manfaat : Gedung, persenjataan.
4)
Kode spesialisasi : Hukum, konstitusi, traktat.
5)
Ideologi : Nasionalisme, demokrasi
ya belum di baca or lain
BalasHapussaya ikut baca kok. hehehe
BalasHapus